BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Organisasi merupakan
wadah yang berisikan sekelompok orang yang memiliki tujuan tertentu.
Unsur-unsur organisasi adalah sekelompok orang, memiliki tujuan tertentu dan
aturan-aturan yang mengikat sekelompok orang tersebut.
Perilaku organisasi
adalah studi mengenai perilaku-perilaku didalam organisasi. Dalam organisasi
terdapat beberapa bagian diantaranya adalah manusia atau individu beserta
perilakunya dan sekelompok orang beserta perilakunya.
Perilaku kelompok adalah
suatu aktifitas yang dilakukan oleh seorang individu dengan yang lainnya untuk
mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu dan saling
bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Kelompok memiliki beragam
jenis beserta fungsinya sesuai dengan tujuan apa yang akan dicapainya.
Komunikasi
interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan
paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat
langsung diketahui balikannya (Muhammad, 2005, p. 158-159). Komunikasi
Interpersonal dilakukan oleh dua orang (komunikator dan komunikate) untuk
mengetahui informasi (umpan balik dari pertanyaan yang disampaikan oleh
komunikator. Namun, dalam komunikasi interpersonal sering terjadi noises atau gangguan gangguan baik
dipihak komunikator. Komunikate atau media sebagai penghubungnya.
Materi mengenai
Perilaku Kelompok dan Interpersonal sangat menarik untuk dipelajari. Oleh
karena itu penulis membuat karya tulis ilmiah mengenai Perilaku Kelompok dan
Interpersonal untuk dikaji lebih lanjut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pengertian beserta seluk beluk tentang Perilaku Kelompok?
2. Bagaimana
pengertian beserta seluk beluk tentang Interpersonal?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui
pengertian beserta seluk beluk tentang Perilaku Kelompok;
2. Mengetahui
pengertian beserta seluk beluk tentang Interpersonal.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PERILAKU KELOMPOK
Perilaku merupakan
suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sedangkan
kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung, bergabung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins,2003:292).
Perilaku adalah semua
yang dilakukan seseorang. Bentuk perilaku seseorang adalah semua aktifitas,
perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia
adalah aktifitas individu dengan relasinya dalam lingkungannya.
Jadi, definisi dari
perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seorang individu
dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari
setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Adapun beberapa
definisi kelompok bila dilihat dari segi yang berbeda-beda, diantaranya:
1. Kelompok
Dipandang dari Segi Persepsi Anggota
Didasarkan pada persepsi dari para
anggota kelompok, bahwa para anggota harus mengetahui hubungan mereka dengan
anggota yang lain supaya mereka dapat dinamakan kelompok. Dengan demikian,
kelompok dipandang dari persepsi anggota didefinisikan sebagai sejumlah orang
yang melakukan interaksi dengan yang lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau
serangkaian pertemuan semacam itu.
2. Kelompok
Dipandang dari Segi Organisasi
Para ahli sosiologi yang melihat
kelompok dari karakteristik keorganisasian mendefinisikan bahwa kelompok adalah
suatu system yang terorganisasi yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
saling berhubungan sedemikian rupa sehingga system tersebut melakukan fungsi
tertentu, mempunyai serangkaian peran hubungan antara para anggotanya dan
mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok dari tiap-tiap
anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa cirri penting dari kelompok,
seperti peran dan norma. Kelompok dipandang dari segi organisasi dapat dilihat
dari tipe-tipe kelompok, antara lain:
a. Kelompok
Pemecah Masalah (Problem Solver)
Kelompok pemecah masalah dibentuk
di dalam organisasi untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh
organisasi yang sifatnya sangat strategis, seperti mencari dana untuk
investasi, mengembangkan diversifikasi usaha, memaksimalkan laba usaha, dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan strategi maksimalisasi usaha.
b. Kelompok
Pengelola (Self Management)
Kelompok pengelola dapat terbentuk
karena pemberian kewenangan secara penuh untuk mengelola suatu kegiatan bisnis,
mulai dari membuat inputs, memproses (convention),
sampai menghasilkan outputs.
c. Kelompok
Lintas Fungsional (The Cross Fungtional)
Kelompok lintas fungsional biasanya
dibentuk untuk menyelesaikan suatu proyek khusus yang menurut pimpinan tidak
dimasukan dalam kegiatan organisasi agar jangka penyelesaian dapat sesegera
mungkin.
d. Kelompok
Teknologi Komputer (Firtual Teams)
Kelompok virtual biasanya terbentuk
seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Teknologi informasi saat ini
menciptakan komunikasi antar karyawan yang tidak perlu lagi secara tatap muka,
bisa dengan menggunakan system informasi (intranet) dan hubungan keluar
organisasi dengan internet, bisa
dengan menggunakan e-mail, chatting,
dan lain sebagainya. Pengertiannya, setiap individu yang mempergunakan system
informasi harus memahami cara kerja system informasi, mulai dari desain system,
aplikasi system, evaluasi, dan pengembangan system sesuai dengan perkembangan
teknologi.
3. Kelompok
Dipandang dari Segi Motivasi
Penafsiran dari segi motivasi
mendefinisikan kelompok sebagai suatu kumpulan individu yang eksistensinya
adalah sebagai kumpulan yang sangat bermanfaat bagi para individu tersebut
disebabkan adanya dorongan dari dalam diri individu (inner motivation) untuk berinteraksi dalam kelompok.
4. Kelompok
Dipandang dari Segi Interaksi
Segi interaksi menekankan pada
interaksi interpersonal, yang didefinisikan bahwa kelompok adalah sejumlah
orang yang saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain, serta sering kali
dilakukan sepanjang jangka waktu tertentu dan jumlahnya cukup sedikit sehingga
tiap orang mampu berkomunikasi dengan semua orang, tidak melewati orang lain
atau orang kedua, tetapi dengan tatap muka. Diasumsikan, jika dalam suatu
organisasi terdapat suatu kelompok, maka para anggotanya:
a. Mempunyai
motivasi untuk bergabung;
b. Mengenal
kelompok sebagai suatu unit yang terpadu dari orang-orang yang saling
berinteraksi;
c. Memberi
sumbangan dalam jumlah yang berbeda-beda kepada proses kelompok;
d. Mencapai
kesepakatan dan mempunyai perbedaan;
e. Pendapat
lewat begbagai macam interaksi.
Atas dasar itu semua,
kelompok dapat didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang saling
pengaruh-mempengaruhi dengan cara sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau
hasil karya seseorang anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau hasil karya
para anggota lain.
Kelompok didasarkan atas jenisnya dapat dibagi dua yaitu, kelompok
formal dan kelompok informal.
1. Kelompok Formal
Diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Tuntutan dan proses organisasi
mengarah pada pembentukan jenis-jenis kelompok yang berbeda. Khususnya, timbul
dua jenis kelompok formal, kelompok pimpinan/komando (command group) dan
kelompok tugas (task).
a. Kelompok Komando
Kelompok komando ditetapkan oleh bagan organisasi.
Kelompok tersebut terdiri atas bawahan yang melapor langsung kepada seorang
penyelia tertentu. Hubungan wewenang antara seorang manajer departemen dengan
para penyelia, atau antara seorang perawat senior dengan bawahannya adalah
contoh dari kelompok komando.
b. Kelompok Tugas
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja
sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau projek tertentu. Sebagai contoh,
aktivitas para pegawai administrasi dari suatu perusahaan asuransi jika klaim
suatu kecelakaan diajukan, adalah tugas-tugas yang diwajibkan. Aktivitas ini
menciptakan suatu situasi di mana beberapa pegawai administrasi harus
berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain jika klaim tersebut ingin
ditangani dengan pantas. Tugas-tugas yang diwajibkan dan interaksi tersebut
memudahkan pembentukan suatu kelompok tugas.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan orang-orang
secara alamiah dalam suatu situasi kerja sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
social. Dengan kata lain kelompok informal tidak muncul sebagai hasil rencana
yang disengaja tetapi berkembang secara agak alamiah. Ada dua jenis khusus
kelompok informal: kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan.
a. Kelompok
Kepentingan
Individu-individu yang mungkin tidak menjadi anggota
dari kelompok komando atau kelompok tugas yang sama dapat berafiliasi untuk
mencapai beberapa sasaran bersama. Pengelompokan bersama para karyawan tersebut
merupakan suatu kesatuan barisan menghadapi pimpinan untuk memperoleh manfaat
lebih besar. Contoh dari kelompok kepentingan adalah para pelayan restoran atau
hotel yang menghimpun semua tip yang mereka terima.
b. Kelompok
Persahabatan
Banyak kelompok yang dibentuk karena para anggotanya
mempunyai kebersamaan tentang suatu hal, seperti umur, keyakinan politik, atau
latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini sering memperluas interaksi dan
komunikasi mereka dalam berbagai aktivitas di luar kerja. Perbedaan yang utama
antara kedua kelompok itu adalah bahwa kelompok formal (komando dan tugas)
dirancang oleh organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai sasaran,
sedangkan kelompok informal (kepentingan dan persahabatan) adalah penting bagi
kepentingannya sendiri. Mereka memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk
berhimpun.
Memahami
dengan sesungguhnya tujuan kelompok, maka dapatlah diketahui alasan mengapa
orang tertarik bergabung dengan kelompok, biasanya tujuan tersebut sesuai
dengan jenis kelompok. Bagi kelompok formal tentunya tujuan dibentuknya
kelompok tersebut biasanya jelas, namun berbeda dengan kelompok internal karena
kelompok internal bisa jadi dibentuk secara tidak sengaja misalnya kelompok
dibuat oleh orang-orang yang mempunyai hobi yang sama oleh karena itu adanya
kelompok itu bertujuan untuk menyalurkan hobi. Adapun orang membentuk kelompok
dapat juga dikarenakan mereka bisa memperoleh keuntungan ekonomis lebih besar
dari pekerjaanya jika dibandingkan bila melakukannya.
Salah
satu model dari perkembangan kelompok
mengasumsikan bahwa kelompok memenuhi empat tahap perkembangan, yaitu:
1. Saling
Menerima
Pada tahap permulaan dari
pembentukan kelompok, setiap anggota umumnya segan untuk saling berkomunikasi.
Para anggota secara khusus tidak bersedia menyatakan pendapat, sikap, dan
kepercayaannya.
2. Komunikasi
dan Pengambilan Keputusan
Setelah pertemuan berjalan relative
agak lama, secara perlahan kelompok mulai saling menerima. Para anggotanya
mulai berkomunikasi secara terbuka satu sama lain. Komunikasi ini menghasilkan
kepercayaan yang meningkatkan dan bahkan menimbulkan interaksi yang lebih
banyak di antara mereka, yang selanjutnya mengarah secara spesifik kepada
pembahasan tugas pemecahan persoalan dan pada pengembangan pilihan strategis
untuk menyelesaikan tugas.
3. Motivasi
dan Produktifitas
Kelompok mulai mengadakan kerja
sama dan tidak sebagai unit-unit yang bersaing, tetapi sudah saling mengisi
masing-masing kekurangan. Kelompok mulai memahami prinsip profesionalisme
tugas, artinya mampu bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan tugas.
4. Pengendalian
dan Organisasi
Pengendalian dan organisasi
merupakan tahap di mana afiliasi kelompok dinilai dan anggotanya diatur oleh
norma kelompok. Tujuan kelompok lebih diutamakan dari tujuan individu, dan
norma kelompok ditaati atau pelanggaran diberi sanksi. Sanksi ini merupakan
bentuk pengendalian kelompok terhadap anggotanya.
Ciri-ciri
suatu kelompok diantaranya adalah :
1. Struktur
Dalam setiap kelompok biasanya
berkembang tiga tipe struktur, yaitu para anggota kelompok dibedakan atas dasar
factor-faktor, seperti keahlian, kekuasaan, status, dan sifaat agresif. Tiap
anggota menduduki posisi tertentu dalam kelompok. Pola hubungan antara posisi
ini merupakan struktur kelompok.
2. Hierarki
Status
Perbedaan status memiliki pengaruh
yang sangat besar atas pola dan isu komunikasi cenderung lebih positif daripada
yang diprakarsai oleh orang-orang yang berstatus tinggi terhadap orang-orang
yang berstatus lebih rendah.
3. Peran
Setiap posisi dalam kelompok
mempunyai peran yang saling berhubungan, yang terdiri atas perilaku yang
diharapkan dari mereka yang menduduki posisi tersebut.
4. Norma
atau Peraturan
Norma adalah standar yang diterima
oleh anggota kelompok yang mempunyai karakteristik tertentu atau suatu
peraturan yang tidak tertulis.
5. Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok
merupakan suatu karakteristik penting dalam kelompok. Dalam kelompok formal
pemimpin dapat menjalankan kekuasaanya secara resmi sedangkan dalam kelompok
non formal, pemimpin dianggap sebagai orang yang berwibawa dan dihormati karena
dianggap dapat membawa kelompok mencapai tujuannya, sebagai fasilitator yang
dapat menyelesaikan konflik di antara kelompok dan anggotanya.
6. Kesatupaduan
Kesatupaduan dipandang sebagai
suatu kekuatan yang memaksa para anggota untuk tetap berada dalam satu kelompok.
Dengan kekuatan yang terpadu dari masing-massing anggota kelompok maka bisa
jadi efek berganda dari potensi yang ada.
B. INTERPERSONAL
Komunikasi
interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan
paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat
langsung diketahui balikannya (Muhammad, 2005, p. 158-159)
Menurut Devito (1989),
komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Menurut Effendi, pada
hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan
komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa
percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator
mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negative dan berhasil
atau tidaknya jika ia dapat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk
bertanya seluas-luasnya.
Fungsi
Interpersonal diantaranya adalah :
1. Untuk
mendapatkan respon/ umpan balik;
2. Untuk
melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik;
3. Untuk
melakukan control terhadap lingkungan social, yaitu kita dapat melakukan
modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.
Seringkali komunikan
tidak saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Hal ini
disebabkan beberapa masalah diantaranya :
1. Komunikator
a. Hambatan
biologis, misalnya komunikator gagap;
b. Hambatan
psikologis, misalnya komunikator yang gugup;
c. Hambatan
gender, misalnya perempuan yang tidak besedian terbuka terhadap lawan bicaranya
yang laki-laki.
2. Media
a. Hambatan
teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi (microphone, telepon, power
point dan lain sebagainya);
b. Hambatan
geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal HP tidak
dapat ditangkap;
c. Hambatan
symbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu.
Misalnya kata-kata “wis mari” versi orang Jawa tengah diartikan sebagai sudah
sembuh dari sakit sedangkan versi Jawa Timur diartikan sudah selesai
mengerjakan sesuatu.
d. Hambatan
budaya, yaitu perbedaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi.
3. Komunikate
a. Hambatan
biologis, misalnya komunikate yang tuli;
b. Hambatan
psikologis, misalnya komunikate yang tidak berkonsentrasi pada pembicaraan;
c. Hambatan
gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membicaraan masalah
seksual dengan seorang laki-laki.
Ciri-ciri
interpersonal adalah :
1. Pihak-pihak
yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara spontan baik secara
verbal maupun non verbal;
2. Keberhasilan
komunikasi menjadi tanggungjawab para peserta komunikasi;
3. Kedekatan
hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau
respon non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif dan
jarak fisik yang dekat.
Tujuan
Komunikasi Interpersonal diantaranya adalah :
1. Menemukan
diri sendiri;
2. Menemukan
dunia luar;
3. Membentuk
dan menjaga hubungan yang penuh arti;
4. Berubah
sikap dan tingkah laku;
5. Untuk
bermain dan kesenangan.
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
yang dipertimbangkan yaitu :
1. Keterbukaan
(Openness);
2. Empati
(Empathy);
Henry Backrack (1976)
mendefinisikan empati sebagai “kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang
lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, dilain pihak adalah
merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah
merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya;
3. Sikap
mendukung (Supportiveness);
4. Sikap
positif (Positiveness);
5. Kesetaraan
(Equality).
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perilaku kelompok
adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seorang individu dengan yang lainnya
untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu dan
saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Kelompok memiliki
beberapa jenis sesuai dengan tujuan didirikannya kelompok tersebut.
komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan, komunikasi
jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik
bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga.
Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah
komunikasinya positif atau negative dan berhasil atau tidaknya jika ia dapat
memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Komunikasi Interpersonal memiliki berbagai hambatan baik dipihak Komunikator,
komunikate maupun media penghubungnya.
B. SARAN
Marilah kita
berorganisasi sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai agar soft skill kita
mengenai keorganisasian dapat terlatih juga dapat melatih IQ dan EQ kita dalam
menghadapi masa depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Gabriela,
G. 2015. Perilaku Kelompok dalam
Organisasi, (Online),
(http://gnomepath.blogspot.co.id/2015/09/perilaku-kelompok-dalam-organisasi.html.
diakses 17 September 2016)
Shadrina,
A. 2013. Perilaku Kelompok, (Online),
(http://dilahshadrina.blogspot.co.id/2013/05/perilaku-kelompok_6.html.
diakses 17 September 2016).
Tampubolon, P.M. 2008. Perilaku Keorganisasian. Bogor: Ghalia
Indonesia.
1 komentar:
KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS, BERKAT BANTUAN BPK PRIM HARYADI SH. MH BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A)
Assalamu'alaikum sebelum'nya perkenal'kan nama saya winda, sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah sala satuh NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A , dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk PRIM HARYADI SH.MH Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk prim haryadi SH. MH beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk DR Prim Haryadi SH.MH 📞 0853-2174-0123. Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk prim haryadi semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....
EmoticonEmoticon